Sastra menampilkan kehidupan sementara kehudupan itu sendiri, adalah kenyataan
sosial. Sastra dapat menumbuhkan siakap sosial tertentu atau bahkan mencetuskan
peristiwa tertentu. Sastra merupakan institusi sosial yang ditentukan oleh sastrawan
sebagai anggota masyarakat. Dari asumsi ini maka lahirlah kajian sastra
menggunakan pendekatan sosial yang disebut dengan sosiologi sastra..
Apa yang maksud dengan sosiologi sastra? Sosiologi sastra
adalah kajian sastra yang mempertimbangkan segi-segi kemasyarakatan. Tujuannya
adalah untuk mendapatkan gambaran lengkap, utuh dan menyeluruh tentang hubungan
timbal balik antara sastrawan, karya sastra dan masyarakat. Yakni: seberapa
jauhkah nilai sastra berkaitan dengan nilai sosial, dan seberapa jauhkah nilai
sosial mempengaruhi nilai sastra.
Sosiologi sastra mempunyai tiga sasaran yang dibahas.
Sasaran pertama adalah bahwa ia mengkaji fungsi sosial dari sebuah karya
sastra: apakah karya sastra yang dikajinya ini memposisikan dirinya sebagai
Nabi, atau ia menganggap karya sastranya sebagai penghibur saja, atau
mengkompromikan keduanya? Sasaran kedua adalah konteks sosial dari
sastrawan itu sendiri yang meliputi; apa dan bagaimana pencaharian
pengarang, profesionalisme kepengarangannya dan masyarakat yang dituju
pengarang. Dan sasaran yang ketiga adalah bahwa sejauh mana karya itu
mencerminkan sebuah masyarakat.
Ada beberapa hal yang perlu diketahui oleh peneliti bahwa
sastra mungkin tidak dapat dikatakan cermin masyarakat saat ia ditulis, bahwa
sifat “lain dari yang lain” sastrawan mempengaruhi pemilihan dan
penampilan fakta-fakta sosial dalam karyanya, bahwa genre sosial
biasanya/sering merupakan sikap sosial seluruh masyarakat kelompok tertentu dan
bukan sikap seluruh sosial masyarakat dan bahwa satra yang berusaha menampilkan
keadaan masyarakat secermat-cermatnya, mungkin saja tidak dapat diterima
sebagai cerminan masyarakat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar