Jumat, 08 Maret 2013

Sosiologi Sastra

Sastra menampilkan kehidupan sementara kehudupan itu sendiri, adalah kenyataan sosial. Sastra dapat menumbuhkan siakap sosial tertentu atau bahkan mencetuskan peristiwa tertentu. Sastra merupakan institusi sosial yang ditentukan oleh sastrawan sebagai anggota masyarakat. Dari asumsi ini maka lahirlah kajian sastra menggunakan pendekatan sosial yang disebut dengan sosiologi sastra..
Apa yang maksud dengan sosiologi sastra? Sosiologi sastra adalah kajian sastra yang mempertimbangkan segi-segi kemasyarakatan. Tujuannya adalah untuk mendapatkan gambaran lengkap, utuh dan menyeluruh tentang hubungan timbal balik antara sastrawan, karya sastra dan masyarakat. Yakni: seberapa jauhkah nilai sastra berkaitan dengan nilai sosial, dan seberapa jauhkah nilai sosial mempengaruhi nilai sastra.

Sosiologi sastra mempunyai tiga sasaran yang dibahas. Sasaran pertama adalah bahwa ia mengkaji fungsi sosial dari sebuah karya sastra: apakah karya sastra yang dikajinya ini memposisikan dirinya sebagai Nabi, atau ia menganggap karya sastranya sebagai penghibur saja, atau mengkompromikan keduanya? Sasaran kedua adalah konteks sosial dari  sastrawan itu sendiri yang meliputi; apa dan bagaimana pencaharian pengarang, profesionalisme kepengarangannya dan masyarakat yang dituju pengarang. Dan sasaran yang ketiga adalah bahwa sejauh mana karya itu mencerminkan sebuah masyarakat.

Ada beberapa hal yang perlu diketahui oleh peneliti bahwa sastra mungkin tidak dapat dikatakan cermin masyarakat saat ia ditulis, bahwa sifat “lain dari yang lain” sastrawan mempengaruhi pemilihan dan penampilan  fakta-fakta sosial dalam karyanya, bahwa genre sosial biasanya/sering merupakan sikap sosial seluruh masyarakat kelompok tertentu dan bukan sikap seluruh sosial masyarakat dan bahwa satra yang berusaha menampilkan keadaan masyarakat secermat-cermatnya, mungkin saja tidak dapat diterima sebagai cerminan masyarakat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar