Mungkin di
masa esok kita akan terpisah..
oleh waktu yang tetap saja bergulir,
meskipun aku telah bertaruh demi cinta,
hanya untuk memohon berhentinya dentang jam
tapi tak ada yang mengabulkanku..
kecuali satu keheningan yang keji mendatangiku..
Pada tibanya hari itu,
aku akan menoleh kebelakang..
melihatmu sebagai lalu yang indah..
yang mewariskan berjuta warna memori..
tapi sungguh..
mungkin aku akan lupa segalanya..
lupa Hari-hari kala manismu yang mempesona..
demi kenangan yang terlupakan..
aku tak sekalipun bermaksud untuk ini..
menulis sajak perpisahan saat kita masih tertawa bersama..
sungguh aku tak akan sanggup menulisnya saat kita benar-benar terpisah..
senada alunan laraku aku sampaikan..
tahun terindah adalah bersama hadirmu..
tapi bagaimana jika ini benar terjadi??
padahal ada seikat janji disana..
baitan puisi ini adalah surat terakhirku..
untuk kilau mentariku sayang..
meski harus terputus,
ku akan bicara tentang detik-detik terbaik dalam hidupku adalah saat mencintaimu..
aku tak peduli bila dunia masih berputar dan tinggalkan kenangan..
aku hanya ingin meminta pada sang Esa..
agar aku diberi waktu di balik langit nanti..
waktu yang mungkin tak banyak..
waktu untuk bersamamu kembali..
dengan itu, mungkin aku akan mengingat senyumu..
biar ku paksa ingat semua..
tawaku, tawamu yang bahagia..
mungkin saat waktu itu tiba semua telah mengartefak layak karang..
sebelum kebencian bersarang di dadamu,
ingin kutuliskan sebuah lirik..
bahwa aku tak pernah ingin lakukan ini..
meskipun aku telah bertaruh demi cinta,
hanya untuk memohon berhentinya dentang jam
tapi tak ada yang mengabulkanku..
kecuali satu keheningan yang keji mendatangiku..
Pada tibanya hari itu,
aku akan menoleh kebelakang..
melihatmu sebagai lalu yang indah..
yang mewariskan berjuta warna memori..
tapi sungguh..
mungkin aku akan lupa segalanya..
lupa Hari-hari kala manismu yang mempesona..
demi kenangan yang terlupakan..
aku tak sekalipun bermaksud untuk ini..
menulis sajak perpisahan saat kita masih tertawa bersama..
sungguh aku tak akan sanggup menulisnya saat kita benar-benar terpisah..
senada alunan laraku aku sampaikan..
tahun terindah adalah bersama hadirmu..
tapi bagaimana jika ini benar terjadi??
padahal ada seikat janji disana..
baitan puisi ini adalah surat terakhirku..
untuk kilau mentariku sayang..
meski harus terputus,
ku akan bicara tentang detik-detik terbaik dalam hidupku adalah saat mencintaimu..
aku tak peduli bila dunia masih berputar dan tinggalkan kenangan..
aku hanya ingin meminta pada sang Esa..
agar aku diberi waktu di balik langit nanti..
waktu yang mungkin tak banyak..
waktu untuk bersamamu kembali..
dengan itu, mungkin aku akan mengingat senyumu..
biar ku paksa ingat semua..
tawaku, tawamu yang bahagia..
mungkin saat waktu itu tiba semua telah mengartefak layak karang..
sebelum kebencian bersarang di dadamu,
ingin kutuliskan sebuah lirik..
bahwa aku tak pernah ingin lakukan ini..
0 komentar:
Posting Komentar