1) Tujuan
Pendidikan
Mata pelajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar
peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut.
1. Meningkatkan kemampuan peserta didik
untuk mencapai tingkat kualifikasi unggul
2. Menerapkan kompetensi berbahasa
Indonesia secara baik dan benar pada mata pelajaran lainnya
3. Meningkatkan kemampuan berkomunikasi
secara efisien dan efektif, baik lisan maupun tertulis
4. Meningkatkan kemampuan memanfaatkan
berbahasa Indonesia untuk bekerja.
2) Peserta
Didik
Kegiatan observasi ini kami mengamati peserta didik
tingkat SMK kelas X yang berkisar antara umur 15-16 tahun. Dalam hal ini kami
menemukan karakter dari sebagian besar peserta didik tersebut, antara lain.
1.
Mampu menjalin hubungan yang lebih matang dengan sebaya dan jenis
kelamin lain. Belajar bekerja dengan orang lain untuk mencapai tujuan tertentu,
namun
masih ada individu yang mendominasi.
2.
Belum mampu sepenuhnya memilih dan mempersiapkan diri untuk suatu pekerjaan. Mungkin dikarenakan
masih tingkat satu, mereka belum memikirkan sepenuhnya tujuan.
3.
Memiliki kemampuan dan usaha untuk merealisasikan seperangkat nilai yang bisa diterapkan
dalam kehidupan.
4.
Proses menuju kesadaran untuk
bersikap mandiri dan tanggungjawab atas kewajiban.
5.
Kendali untuk dapat diterima lingkungan masih kuat dan individu-individu
itu sangat memperhatikan popularitas, terutama bagi kalangan yang berbeda
kelamin.
6.
Memiliki tingkat emosional yang
tidak stabil.
7.
Memiliki konsentrasi yang baik,
walaupun tidak sedikit individu yang mengabaikan pendidik.
8.
Tingkat kreatif siswa masih
kurang, walaupun kinerja yang diberikan sudah maksimal.
3) Pendidik
Dalam kegiatan pembelajaran pendidik sangat
menentukan bagaimana tercipta suasana yang kondusif dan mendukung untuk
mencapai sistem pembelajaran yang baik. Pengamatan kami menyimpulkan bahwa
pendidik bahasa Indonesia SMKN 4 Malang seperti berikut.
1.
Kegiatan pembelajaran sangat
menarik dengan pendidik yang dapat menyesuaikan interaksi sesuai umur siswa.
Antara umur 15-16 tahun siswa memang lebih mengutamakan praktek langsung
daripada teori yang berbelit-belit. Pendidik hanya memberikan teori yang
sekiranya dibutuhkan oleh siswa, dan yang selanjutnya siswa dituntut untuk
mencari referensi dari berbagai media sehingga dapat langsung mengena ke maksud
dan tujuan pendidik. Dengan metode ini siswa pun juga langsung dapat
mempraktekan apa yang di dapat dari pembelajaran di kelas.
2.
Pendidik juga menggunakan
fasilitas yang ada sepenuhnya untuk membantu kegiatan pembelajaran.
3.
Pendidik memberikan teori yang
disertai dengan contoh yang nyata, sehingga siswa dapat langsung mengerti
bagaimana contoh nyata, prosedur, dan tahapan pembelajaran.
4.
Pendidik memberikan quosioner
kepada siswa untuk menilai penampilan siswa lain yang sedang mempraktekkan hasil
pemikiranya dengan tujuan untuk melatih siswa memberikan penilaian secara
objektif.
5.
Pendidik tidak memberikan waktu
vakum kepada siswa, sehingga waktu tidak terbuang secara percuma dan mengurangi
kegiatan yang tidak perlu pada siswa.
6.
Metode pembelajaran yang
digunakan pendidik adalah metode inquiry, yaitu pendidik berusaha menggiring peserta didik untuk menyadari
apa yang telah didapatkan selama belajar dan menempatkan
peserta didik sebagai subyek belajar yang aktif.
4) Interaksi
Edukatif
Karena metode yang digunakan adalah metode inquiry,
maka antara pendidik dengan siswa ada saling interaksi yang memungkinkan
terjadinya pembelajaran yang kondusif. Dalam hal ini dominasi antara pendidik
dengan peserta didik cukup seimbang. Pendidik hanya menerangkan apa dan bagaimana metode yang harus digunakan, teori
dan materi, serta menjadi pusat materi. Sementara peserta didik dituntut untuk memproses pengalaman belajar menjadi suatu
yang bermakna dalam kehidupan nyata. Dengan demikian , melalui metode ini
peserta didik dibiasakan untuk produktif, analitis, dan kritis. Di dalam kegiatan pembelajaran
tidak menutup kemungkinan terjadinya perdebatan yang tidak menemukan jalan
pemecahan karena rumitnya permasalahan, dan akan diteruskan keesokan harinya
dengan mencari reverensi dari lain media.
5) Isi
Pendidikan
Standar Kompetensi
|
Kompetensi Dasar
|
1.
Berkomunikasi
dengan bahasa Indonesia setara tingkat Menengah
|
1. 1
Menyimak
untuk memahami lafal, tekanan, intonasi, dan jeda yang lazim/baku dan yang
tidak
1. 2
Menyimak
untuk memahami informasi lisan dalam konteks bermasyarakat
1. 3
Membaca
cepat untuk memahami informasi tertulis dalam konteks bermasyarakat
1. 4
Memahami
informasi tertulis dalam berbagai bentuk teks
1. 5
Melafalkan
kata dengan artikulasi yang tepat
1. 6
Memilih
kata, bentuk kata, dan ungkapan yang tepat
1. 7
Menggunakan
kalimat yang baik, tepat, dan santun
1. 8
Mengucapkan
kalimat dengan jelas, lancar, bernalar, dan wajar
1. 9
Menulis
dengan memanfaatkan kategori/kelas kata
1. 10
Membuat
berbagai teks tertulis dalam konteks bermasyarakat dengan memilih kata,
bentuk kata, dan ungkapan yang tepat
1. 11
Menggunakan
kalimat tanya secara tertulis sesuai dengan situasi komunikasi
1. 12
Membuat
parafrasa dari teks tertulis
|
2.
Berkomunikasi dengan bahasa Indonesia setara tingkat Madia
|
2. 1
Menyimak
untuk menyimpulkan informasi yang tidak bersifat perintah dalam konteks
bekerja
2. 2
Menyimak
untuk memahami perintah yang diungkapkan atau yang tidak dalam konteks
bekerja
2. 3
Memahami
perintah kerja tertulis
2. 4
Membaca
untuk memahami makna kata, bentuk kata, ungkapan, dan kalimat dalam konteks
bekerja
|
|
2. 5
Menggunakan
secara lisan kalimat tanya/pernyataan dalam konteks bekerja
2. 6
Membuat
parafrasa lisan dalam konteks bekerja
2. 7
Menerapkan
pola gilir dalam berkomunikasi
2. 8
Bercakap-cakap
secara sopan dengan mitra bicara dalam konteks bekerja
2. 9
Berdiskusi
yang bermakna dalam konteks bekerja
2. 10
Bernegosiasi
yang menghasilkan dalam konteks bekerja
2. 11
Menyampaikan
laporan atau presentasi lisan dalam konteks bekerja
2. 12
Menulis
wacana yang bercorak naratif, deskriptif, ekspositoris, dan argumentatif
2. 13
Meringkas
teks tertulis dalam konteks bekerja
2. 14
Menyimpulkan
isi teks tertulis dalam konteks bekerja
|
3.
Berkomunikasi
dengan bahasa Indonesia setara tingkat Unggul
|
3. 1
Menyimak
untuk memahami secara kreatif teks seni berbahasa dan teks ilmiah sederhana
3. 2
Mengapresiasi
secara lisan teks seni berbahasa dan teks ilmiah sederhana
3. 3
Menulis
proposal untuk kegiatan ilmiah sederhana
3. 4
Menulis
surat dengan memperhatikan jenis surat
3. 5
Menulis
laporan ilmiah sederhana
|
Materi dan fokus yang disampaikan pendidik sudah
sesuai dengan kurikulum. Namun dalam aspek kognitif/sikap/latihan keterampilan masih kurang. Sebagai
peserta didik siswa kurang mengerti dengan apa yang disampaikan pendidik,
sehingga informasi yang didapatkan berbeda. Hal ini dapat diketahui dengan
pendidik yang memberikan materi tentang parafarasa dan menerangkan apakah dan
bagaimana parafrasa tersebut yang kemudian siswa diarahkan ke kegiatan praktek
dengan menyimak orang lain ataupun mewawancarai orang lain. Namun kenyataanya
siswa menampilkan bagaimana membawakan sebuah berita, bukan fokus ke parafrasa.
Dalam hal ini dapat diketahui bahwa pendidik sudah menyesuaikan dengan
kurikulum namun, kemungkinan tingkat menyimak siswa masih kurang, dan pemahaman
siswa akan parafrase juga masih kurang.
6) Lingkungan
Pendidikan
Fasilitas pembelajaran
yang disediakan sudah sangat baik, mungkin dikarenakan SMKN 4
Malang termasuk sekolah berbasis internasional (SBI) maka wajar bila fasilitas
yang ada sangat memenuhi dan mendukung. Siswa yang mengikuti pembelajaran
bahasa Indonesia di tuntut untuk menuju ruang laboratorium bahasa, yang disana
sudah tersedia peralatan komunikasi antara lain microphone, meja khusus
laboratorium bahasa dan peralatan lain yang diperuntukkan untuk kegiatan kuis.
Di setiap ruang kelas telah dipasang AC dan audio yang diperuntukkan untuk
memberikan informasi penting bagi seluruh siswa. Bukan hanya audio, namun juga
LCD untuk kegiatan presentasi, karena sistem pembelajaran juga menggunakan
presentasi bagi pembagian tiap kelompok. Ruangan kelas sudah terlihat indah,
rapi, asri, dan sistematis, walaupun ada sedikit pembangunan yang materialnya
menyebabkan sidikit perubahan pada tatanan sekolah. Sarana prasarana menjadi
sangat lengkap dengan adanya jaringan WiFi di area sekolah, sehingga banyak
siswa yang membawa peralatan elektronik khususnya laptop. Dengan begitu proses
pencarian referensi pembelajaran menjadi sangat mudah.
7) Nilai yang
Dikembangkan
Nilai-nilai yang dikembangkan antara lain adalah.
1.
Nilai kedisiplinan. Dalam SMKN
4 Malang ini nilai kedisiplinan yang dikembangkan sudah cukup baik, namun masih
ada juga siswa yang tidak disiplin. Seperti contoh penggunaan seragam yang
seharunya digunakan secara rapi, tapai kenyataanya masih ada siswa yang
menggunakan seragam dengan baju dikeluarkan dan bagi siswa putri memakai rok
yang kurang dari lutut. Seperti lagi intensitas keterlambatan, walaupun ada tat
tertib yang mengharuskan datang pukul 7 tepat dengan toleransi 10 menit, namun
masih ada saja yang terlambat. Tapi kedisiplinan di dalam kelas sudah baik
dengan pengumpulan tugas tepat waktu.
2.
Nilai kesopanan. Siswa hanya
bersikap sopan di dalam kelas sewaktu pendidik yang dianggap mempunyai wibawa.
Dalam kegiatan observasi yang kami lakukan pendidik bernama ibu Dewi, beliau
merupakan seorang guru yang sopan santun, kalem, dan mentolerir semua kesalahan
menyebabkan siswa bersikap meremehkan dan kemudian timbul sikap tidak sopan.
Bentuk kongkretnya dapat dijelaskan dengan siswa yang membuat forum sendiri di
belakang kelas sementara guru menerangkan materi di depan. Namun tidak semua
siswa seperti itu, dan juga walaupun mereka tidak memperhatikan tapi dapat
mengikuti pelajaran dan mengerti apa yang di bahas dalam pembelajaran tersebut.
8) Catatan
Perbandingan Kelompok
Dalam kegiatan observasi yang kami lakukan, dapat
ditarik kesimpulan bahwa SMKN 4 Malang yang merupakan sekolah akreditasi (SBI)
merupakan sekolah yang sangat baik dan maju. Namun diantara kelebihan yang
dimiliki sekolah tersebut, masih ada kekurangan yang dapat menjadi evaluasi
untuk menjadi lebih baik lagi yang antara lain adalah.
1.
Menyesuaikan pemberian nilai
kahidupan berdasarkan usia siswa.
2.
Memberikan metode belajar yang
sesuai untuk meningkatkan pemahaman siswa.
3.
Meningkatkan kewibawaan
pendidik agar tidak mengkonspirasi siswa untuk melakukan penylewengan
nilai-nilai kehidupan.
4.
Membatasi fasilitas yang telah
disediakan oleh sekolah, agar siswa tidak hanyut ke dalam nikmatnya fasilitas
yang disediakan.
Demikian
hasil pengamatan dari kami, semoga dapat menjadi pembelajaran bagi
pembaca khusunya bagi anggota SMKN 4 Malang dan bagi yang menginginkan untuk
menjadi pendidik di kemudian hari.
0 komentar:
Posting Komentar