Selasa, 02 Juli 2013

Hasil Observasi Pembelajaran SMKN 4 Malang








1)      Tujuan Pendidikan
Mata pelajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut.
1.      Meningkatkan kemampuan peserta didik untuk mencapai tingkat kualifikasi unggul
2.      Menerapkan kompetensi berbahasa Indonesia secara baik dan benar pada mata pelajaran lainnya
3.      Meningkatkan kemampuan berkomunikasi secara efisien dan efektif, baik lisan maupun tertulis
4.      Meningkatkan kemampuan memanfaatkan berbahasa Indonesia untuk bekerja.


2)      Peserta Didik
Kegiatan observasi ini kami mengamati peserta didik tingkat SMK kelas X yang berkisar antara umur 15-16 tahun. Dalam hal ini kami menemukan karakter dari sebagian besar peserta didik tersebut, antara lain.
1.      Mampu menjalin hubungan yang lebih matang dengan sebaya dan jenis kelamin lain. Belajar bekerja dengan orang lain untuk mencapai tujuan tertentu, namun masih ada individu yang mendominasi.
2.      Belum mampu sepenuhnya memilih dan mempersiapkan diri untuk suatu pekerjaan. Mungkin dikarenakan masih tingkat satu, mereka belum memikirkan sepenuhnya tujuan.
3.      Memiliki kemampuan dan usaha untuk merealisasikan seperangkat nilai yang bisa diterapkan dalam kehidupan.
4.      Proses menuju kesadaran untuk bersikap mandiri dan tanggungjawab atas kewajiban.
5.      Kendali untuk dapat diterima lingkungan masih kuat dan individu-individu itu sangat memperhatikan popularitas, terutama bagi kalangan yang berbeda kelamin.
6.      Memiliki tingkat emosional yang tidak stabil.
7.      Memiliki konsentrasi yang baik, walaupun tidak sedikit individu yang mengabaikan pendidik.
8.      Tingkat kreatif siswa masih kurang, walaupun kinerja yang diberikan sudah maksimal.

3)      Pendidik
Dalam kegiatan pembelajaran pendidik sangat menentukan bagaimana tercipta suasana yang kondusif dan mendukung untuk mencapai sistem pembelajaran yang baik. Pengamatan kami menyimpulkan bahwa pendidik bahasa Indonesia SMKN 4 Malang seperti berikut.
1.      Kegiatan pembelajaran sangat menarik dengan pendidik yang dapat menyesuaikan interaksi sesuai umur siswa. Antara umur 15-16 tahun siswa memang lebih mengutamakan praktek langsung daripada teori yang berbelit-belit. Pendidik hanya memberikan teori yang sekiranya dibutuhkan oleh siswa, dan yang selanjutnya siswa dituntut untuk mencari referensi dari berbagai media sehingga dapat langsung mengena ke maksud dan tujuan pendidik. Dengan metode ini siswa pun juga langsung dapat mempraktekan apa yang di dapat dari pembelajaran di kelas.
2.      Pendidik juga menggunakan fasilitas yang ada sepenuhnya untuk membantu kegiatan pembelajaran.
3.      Pendidik memberikan teori yang disertai dengan contoh yang nyata, sehingga siswa dapat langsung mengerti bagaimana contoh nyata, prosedur, dan tahapan pembelajaran.
4.      Pendidik memberikan quosioner kepada siswa untuk menilai penampilan siswa lain yang sedang mempraktekkan hasil pemikiranya dengan tujuan untuk melatih siswa memberikan penilaian secara objektif.
5.      Pendidik tidak memberikan waktu vakum kepada siswa, sehingga waktu tidak terbuang secara percuma dan mengurangi kegiatan yang tidak perlu pada siswa.
6.      Metode pembelajaran yang digunakan pendidik adalah metode inquiry, yaitu pendidik berusaha menggiring peserta didik untuk menyadari apa yang telah didapatkan selama belajar dan menempatkan peserta didik sebagai subyek belajar yang aktif.

4)      Interaksi Edukatif
Karena metode yang digunakan adalah metode inquiry, maka antara pendidik dengan siswa ada saling interaksi yang memungkinkan terjadinya pembelajaran yang kondusif. Dalam hal ini dominasi antara pendidik dengan peserta didik cukup seimbang. Pendidik hanya menerangkan apa dan  bagaimana metode yang harus digunakan, teori dan materi, serta menjadi pusat materi. Sementara peserta didik dituntut untuk memproses pengalaman belajar menjadi suatu yang bermakna dalam kehidupan nyata. Dengan demikian , melalui metode ini peserta didik dibiasakan untuk produktif, analitis, dan kritis. Di dalam kegiatan pembelajaran tidak menutup kemungkinan terjadinya perdebatan yang tidak menemukan jalan pemecahan karena rumitnya permasalahan, dan akan diteruskan keesokan harinya dengan mencari reverensi dari lain media.

5)      Isi Pendidikan
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
1.      Berkomunikasi dengan bahasa Indonesia setara tingkat Menengah
1. 1             Menyimak untuk memahami lafal, tekanan, intonasi, dan jeda yang lazim/baku dan yang tidak
1. 2             Menyimak untuk memahami informasi lisan dalam konteks bermasyarakat
1. 3             Membaca cepat untuk memahami informasi tertulis dalam konteks bermasyarakat
1. 4             Memahami informasi tertulis dalam berbagai bentuk teks
1. 5             Melafalkan kata dengan artikulasi yang tepat
1. 6             Memilih kata, bentuk kata, dan ungkapan yang tepat
1. 7             Menggunakan kalimat yang baik, tepat, dan santun
1. 8             Mengucapkan kalimat dengan jelas, lancar, bernalar, dan wajar
1. 9             Menulis dengan memanfaatkan kategori/kelas kata
1. 10         Membuat berbagai teks tertulis dalam konteks bermasyarakat dengan memilih kata, bentuk kata, dan ungkapan yang tepat
1. 11         Menggunakan kalimat tanya secara tertulis sesuai dengan situasi komunikasi
1. 12         Membuat parafrasa dari teks tertulis
2.      Berkomunikasi dengan bahasa Indonesia setara tingkat Madia
2. 1            Menyimak untuk menyimpulkan informasi yang tidak bersifat perintah dalam konteks bekerja
2. 2            Menyimak untuk memahami perintah yang diungkapkan atau yang tidak dalam konteks bekerja
2. 3            Memahami perintah kerja tertulis
2. 4            Membaca untuk memahami makna kata, bentuk kata, ungkapan, dan kalimat dalam konteks bekerja

2. 5            Menggunakan secara lisan kalimat tanya/pernyataan dalam konteks bekerja
2. 6            Membuat parafrasa lisan dalam konteks bekerja
2. 7            Menerapkan pola gilir dalam berkomunikasi
2. 8            Bercakap-cakap secara sopan dengan mitra bicara dalam konteks bekerja
2. 9            Berdiskusi yang bermakna dalam konteks bekerja
2. 10        Bernegosiasi yang menghasilkan dalam konteks bekerja
2. 11        Menyampaikan laporan atau presentasi lisan dalam konteks bekerja
2. 12        Menulis wacana yang bercorak naratif, deskriptif, ekspositoris, dan argumentatif
2. 13        Meringkas teks tertulis dalam konteks bekerja
2. 14        Menyimpulkan isi teks tertulis dalam konteks bekerja

3.      Berkomunikasi dengan bahasa Indonesia setara tingkat Unggul
3. 1             Menyimak untuk memahami secara kreatif teks seni berbahasa dan teks ilmiah sederhana
3. 2             Mengapresiasi secara lisan teks seni berbahasa dan teks ilmiah sederhana
3. 3             Menulis proposal untuk kegiatan ilmiah sederhana
3. 4             Menulis surat dengan memperhatikan jenis surat
3. 5             Menulis laporan ilmiah sederhana


Materi dan fokus yang disampaikan pendidik sudah sesuai dengan kurikulum. Namun dalam aspek kognitif/sikap/latihan keterampilan masih kurang. Sebagai peserta didik siswa kurang mengerti dengan apa yang disampaikan pendidik, sehingga informasi yang didapatkan berbeda. Hal ini dapat diketahui dengan pendidik yang memberikan materi tentang parafarasa dan menerangkan apakah dan bagaimana parafrasa tersebut yang kemudian siswa diarahkan ke kegiatan praktek dengan menyimak orang lain ataupun mewawancarai orang lain. Namun kenyataanya siswa menampilkan bagaimana membawakan sebuah berita, bukan fokus ke parafrasa. Dalam hal ini dapat diketahui bahwa pendidik sudah menyesuaikan dengan kurikulum namun, kemungkinan tingkat menyimak siswa masih kurang, dan pemahaman siswa akan parafrase juga masih kurang.

6)      Lingkungan Pendidikan
Fasilitas pembelajaran yang disediakan sudah sangat baik, mungkin dikarenakan SMKN 4 Malang termasuk sekolah berbasis internasional (SBI) maka wajar bila fasilitas yang ada sangat memenuhi dan mendukung. Siswa yang mengikuti pembelajaran bahasa Indonesia di tuntut untuk menuju ruang laboratorium bahasa, yang disana sudah tersedia peralatan komunikasi antara lain microphone, meja khusus laboratorium bahasa dan peralatan lain yang diperuntukkan untuk kegiatan kuis. Di setiap ruang kelas telah dipasang AC dan audio yang diperuntukkan untuk memberikan informasi penting bagi seluruh siswa. Bukan hanya audio, namun juga LCD untuk kegiatan presentasi, karena sistem pembelajaran juga menggunakan presentasi bagi pembagian tiap kelompok. Ruangan kelas sudah terlihat indah, rapi, asri, dan sistematis, walaupun ada sedikit pembangunan yang materialnya menyebabkan sidikit perubahan pada tatanan sekolah. Sarana prasarana menjadi sangat lengkap dengan adanya jaringan WiFi di area sekolah, sehingga banyak siswa yang membawa peralatan elektronik khususnya laptop. Dengan begitu proses pencarian referensi pembelajaran menjadi sangat mudah.





7)      Nilai yang Dikembangkan
Nilai-nilai yang dikembangkan antara lain adalah.
1.      Nilai kedisiplinan. Dalam SMKN 4 Malang ini nilai kedisiplinan yang dikembangkan sudah cukup baik, namun masih ada juga siswa yang tidak disiplin. Seperti contoh penggunaan seragam yang seharunya digunakan secara rapi, tapai kenyataanya masih ada siswa yang menggunakan seragam dengan baju dikeluarkan dan bagi siswa putri memakai rok yang kurang dari lutut. Seperti lagi intensitas keterlambatan, walaupun ada tat tertib yang mengharuskan datang pukul 7 tepat dengan toleransi 10 menit, namun masih ada saja yang terlambat. Tapi kedisiplinan di dalam kelas sudah baik dengan pengumpulan tugas tepat waktu.
2.      Nilai kesopanan. Siswa hanya bersikap sopan di dalam kelas sewaktu pendidik yang dianggap mempunyai wibawa. Dalam kegiatan observasi yang kami lakukan pendidik bernama ibu Dewi, beliau merupakan seorang guru yang sopan santun, kalem, dan mentolerir semua kesalahan menyebabkan siswa bersikap meremehkan dan kemudian timbul sikap tidak sopan. Bentuk kongkretnya dapat dijelaskan dengan siswa yang membuat forum sendiri di belakang kelas sementara guru menerangkan materi di depan. Namun tidak semua siswa seperti itu, dan juga walaupun mereka tidak memperhatikan tapi dapat mengikuti pelajaran dan mengerti apa yang di bahas dalam pembelajaran tersebut.

8)      Catatan Perbandingan Kelompok
Dalam kegiatan observasi yang kami lakukan, dapat ditarik kesimpulan bahwa SMKN 4 Malang yang merupakan sekolah akreditasi (SBI) merupakan sekolah yang sangat baik dan maju. Namun diantara kelebihan yang dimiliki sekolah tersebut, masih ada kekurangan yang dapat menjadi evaluasi untuk menjadi lebih baik lagi yang antara lain adalah.
1.      Menyesuaikan pemberian nilai kahidupan berdasarkan usia siswa.
2.      Memberikan metode belajar yang sesuai untuk meningkatkan pemahaman siswa.
3.      Meningkatkan kewibawaan pendidik agar tidak mengkonspirasi siswa untuk melakukan penylewengan nilai-nilai kehidupan.
4.      Membatasi fasilitas yang telah disediakan oleh sekolah, agar siswa tidak hanyut ke dalam nikmatnya fasilitas yang disediakan.


Demikian  hasil pengamatan dari kami, semoga dapat menjadi pembelajaran bagi pembaca khusunya bagi anggota SMKN 4 Malang dan bagi yang menginginkan untuk menjadi pendidik di kemudian hari.

ads

Ditulis Oleh : Unknown Hari: Selasa, Juli 02, 2013 Kategori:

0 komentar:

Posting Komentar