Dalam
senyapku di pojok kolong atapSewaktu
itu kubuat pelita lupakan cahaya..Termenung
dalam sari senja yang kian menghitamTak
tampak wajah bola langitTak
tampak rona selendang jinggaLizardi
buram menelan terangLirih
demi lirih butiran urin mendung menghujam bumiKu
tatapi saja rinai beraroma tanah itu..Sekejab
memoriku bernostalgia dengan ruhmu..Hidupkan
lampau pada kembaran situasi ini..
Terkenang
rekahan hangat tawamu
Diantara
teletik air juga dayuan udara sore..
Benakku
melawan kisah lalu..
Ciptakan
kontraksi nylekit
Waktu
ku padukan dengan cerita senja kini
Tapi
usailah semerbak wangi tanah yang mengganggu tempurungku itu
Sembari
jasa langit tak jua selesai bersua
Rintikan
bernada kian menanjak
Hentikan
lamunan reuni memori lalu
Tersibak
saja segala riuh lubuk
Oleh
terang kilat juga sentakan guntur di alam atas bertingkat tujuh.
Hanya
di atas sayu mataku
Hanya di batas sandaran kedirianku.
Oleh: Inna Briliantika
0 komentar:
Posting Komentar