Tak ku sangka kau seperti pecahan kaca yang lancip
dan menggoreskan luka di dahi kiri ini.
dan menggoreskan luka di dahi kiri ini.
Padahal di dahi kanan dulu engkau sudah goreskan
sebercak jahitan yang hingga kini masih terasa sakit jika ditekan.
Engkau memanglah bukan bunga yang mekar dan tercium
harum baunya.
Bukan juga listrik statis yang membuat benda
disekelilingnya bergerak teratur.
Sabotase dan manipulasi yang telah kau lancarkan
sekatika membuat jantung dan hati ini beralih fungsi.
sekatika membuat jantung dan hati ini beralih fungsi.
Lambung yang seharusnya memproduksi zat asam tanpa
diperintah oleh sang otak, tiba- tiba berhenti bekerja dan menyebabkan usus
halus kering dan keriput.
Kapan lagi aku bisa menekan konspirasi yang kau
lakukan diam-diam dengan semua kawan busukmu?
Inilah saatnya aku memuntahkan cairan asam yang
membuat pikiranku karatan.
Jika ada dua pilihan antara hidup dengan memuja
dirimu, dan membiarkanmu hidup untuk dipuja, maka aku tak akan memilih satupun
dari itu.
Karena kau memang bukanlah yang pantas untuk
dikatakan
setingkat lebih tinggi dari impian kami.
setingkat lebih tinggi dari impian kami.
Untuk Kepalsuanmu,
Malang, 11 Juli 2012
Malang, 11 Juli 2012
0 komentar:
Posting Komentar